Minggu, 24 Juli 2011

Poetry Hujan : Setitik

Angin bertiup seiring harapanku
adakah kau disana merindu?
kucoba tenangkan gemuruh dihatiku
dengan seyumanmu di ingatanku
air mataku menyatu bersama hujan
luruh begitu saja
oh adakah kau disana merasakan hal yang sama?
sekilas cahaya menutup pandanganku
mengingat hadirmu di kala bersama,
dan setitik hujan pun membuyarkan semua bayangmu dikala ku terbuai pesonamu



Puisi ini diikutsertakan pada Kuis “Poetry Hujan” yang diselenggarakan oleh

Mengapa Harus Berdusta

Apakah ku harus berdiam diri?
hingga sedikitpun tak pernah kau hargai aku,

mengapa kau terus menganggapku tak pernah ada?
hingga kau pun leluasa dengan semua kelakuanmu
mengapa kau slalu terus kecewakan aku?
hingga perasaan ini pun terus kau sakiti, perih memang


Tak pernah terlintas dari pikiranku.
Semua itu akan terjadi.
Kisah yang tak pernah ada dalam bayangan.
Kelam….
Hitam….
Dustamu membuat aku terpuruk.
Dustamu membuat aku menangis.
Haruskah aku terus terpaku?
Kau….
Hancurkan semua harapku.
Hancurkan semua pengabdianku padamu.
Damai itu tak lagi ada
Damai itu kini telah hilang.
Lenyap ditelan dusta.

Sekian lama aku berusaha percaya padamu walaupun ku tahu kau slalu berdusta padaku.
mengapa, mengapa dan mengapa...